Monday, September 19, 2011

SENJA TELAH TIBA. (Sebuah karya ikhlas dari hati.)



“Aku pelangi namun tidak mewarnai indahnya matmu... aku mentari namun tiada memberi kehangatan padamu... Aku sang bulan namun tiada cahaya menyuluh gelapnya malam... Aku bintang padamu namun tiada kelihatan sinar pada kilauan.”

Jauh itu aku dan kamu... sepi itu jarak antara aku dan kamu... sunyi itu pada aku dan kamu... aku dan kamu ada rasa yang semakin jauh... kamu dan aku bukan lagi kita yang dulu.. aku dan kamu kini satu kisah yang telah mati.

Seperti musim yang terus meruntuhkan hujan tanpa bosan.
Cinta yang ternoda selalu ada mengirimkan airmata
Kesetiaan tergolong ngeri kerana awan memenuhi hari
Lautan sungi si pencinta memutus mimpi, camar sendiri.

Seperti musim yang terus menangis dengan wajah yang sepi
Harapan bersama telah hanyut terbawa arus mungkin pupus
Hendak mencapai, namun tangan masih tidak tercapai
Lautan sepi, batu-batu menjadi mati mengingkar janji, sunyi.

Dengar akan aku.... dengar akan sesuatu.. dengar alunan yang memberi satu rasa. Kerana aku telah penat... Kerana aku jua ada lelah... Kerana aku telah nekad.. Pada satu kisah maya.. Semakin lama semakin menjauh.

Seperti musim yang terus melahirkan kelabu tanpa ragu
Hati yang resah membuat kita saling terpaku.
Arah haluan terasa suram sama gelapnya berlayar malam.
Penanda arus terlanjur padam lantaran hati remuk-redam.

Berharap siang awan gelap tak bosan menghadang, nasib malang
Mencuri perawan sama saja mendulang awan, bayang-bayang
Janji-janji menjadi basi menanti mati sebentar lagi, bisa pari
Aku melangkah ke titik paling sepi hari ini....

Suara aku sayup-sayup kedenagaran... alunan menikam terus jauh ke dalam lubuk hati... Menjadi sandaran pada jiwa... Menjadi satu pegangan yang selalu jatuh... Aku diam.. Diaam aku berisi... Aku pergi, tinggalkan satu budi.


Semoga kita akan sama-sama bahagia di dunia dan akhirat. 
Taufiq Jamal.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...